Tuesday, February 5, 2019

Tentang Penyanyi Perempuan Musik Dangdut. Para Cowok Datang Bukan Lagi Untuk Musiknya!

Ada begitu banyak hal yang tak bisa dilepaskan di dunia ini. Beberapa di antaranya adalah malam dengan gelapnya, gula dengan manisnya, dan dangdut dengan goyangnya. Mungkin pernyataan yang terakhir punya kesan memaksa. Akan tetapi, pada kenyataannya, memang begitulah adanya.

Hentakan suara kendang, suara khas gitar yang mayoritas bermain di nada minor, dan bantuan alat musik tradisional lain, seperti seruling, plus suara merdu penyanyi yang memiliki cengkok, saling bersekutu untuk membuat orang yang mendengarnya bergoyang. Dangdut jelas berbeda dengan genre rock, yang patokan keberhasilannya adalah membuat pendengar berangguk-angguk. Lalu, kini yang menjadi daya tarik dangdut adalah goyangan seksi para penyanyinya. Apakah keindahan musik dangdut saja tidak cukup untuk membahagiakan hati para penggemarnya?

Dangdut, sebuah jenis musik yang tak bisa dipisahkan dengan tarian atau goyangan.

Goyang dan dangdut itu satu

Hanya segelintir jenis musik yang mampu membuat pendengarnya melakukan tarian atau goyangan. Maka tak heran jika ada orang yang menyamakan kata dangdut dengan “goyang”. Camelia Malik, penyanyi dangdut senior, tak ragu menyebut dangdut sebagai jenis musik yang unik.
“Dangdut itu hiburan yang bukan hanya kita dengarkan, tetapi penonton dan penikmatnya bisa masuk ke musiknya, bisa langsung berjoget. Dan itu otomatis. Kalau musik bunyi, orang pasti joget tanpa dipaksa,” tutur wanita kelahiran 22 April 1955 tersebut.
Tak ada aturan yang bisa mencegah para penikmat dangdut untuk menari dan bergoyang. Tak ada aturan langkah kaki, gerak tangan, hingga posisi tubuh untuk goyang dalam dangdut. Kontras dengan salsa, samba, cha-cha atau tarian sejenisnya. Itulah hal yang membuat penikmat dangdut lebih leluasa, merdeka dan percaya diri ketika bergoyang dangdut.

No comments:

Post a Comment